• Blighted Ovum

    Blighted ovum merupakan kondisi dimana sel telur yang telah dibuahi sperma ditanam pada bagian rahim, namun tidak berkembang menjadi embrio. Blighted ovum juga disebut sebagai hamil kosong atau kehamilan anembrionik.

    Blighted ovum bisa terjadi jika terdapat sel telur yang dibuahi, dan hasil tersebut akan menempel pada dinding rahim. Embrio mengalami perkembangan pada bagian kantong kehamilan ketika wanita memasuki minggu kelima atau keenam masa kehamilan.

    Pada blighted ovum, kantong kehamilan mengalami perubahan bentuk dan akan mengalami perkembangan. Akan tetapi, embrio di dalam tubuh sama sekali tidak mengalami perkembangan. Blighted ovum akan membuat wanita mengalami keguguran. Keguguran tidak hanya terjadi pada masa awal kehamilan, namun juga dapat terjadi pada saat penderitanya belum menyadari dirinya bahwa mereka sedang mengandung.

    Gejala Blighted Ovum

    Orang yang mengalami blighted ovum pada umumnya mengalami gejala yang sama seperti kehamilan normal lainnya. Gejala-gejala tersebut meliputi:

    • Perut kembung.
    • Mual dan muntah di pagi hari (morning sickness).
    • Payudara membengkak.

    Tanda-tanda kehamilan masih bisa terjadi pada wanita, bahkan jika embrionya tidak lagi berkembang. Tubuh wanita merespons bahwa mereka merasakan sesuatu di dalam rahim. Hal tersebut menunjukkan bahwa mereka dapat menghasilkan hormon sehingga bisa hamil.

    Jika wanita mengalami keguguran karena blighted ovum, mereka akan mengalami gejala sebagai berikut:

    • Kram di bagian perut.
    • Pendarahan di vagina.
    • Haid dengan volume darah lebih banyak dari biasa.

    Penyebab Blighted Ovum
    Sampai saat ini, para ahli belum menemukan penyebab blighted ovum. Namun, para ahli menyatakan bahwa wanita hamil yang mengalami blighted ovum disebabkan karena adanya gangguan pada kromosom atau masalah genetik.

    Wanita hamil yang mengalami masalah seperti ini juga dipengaruhi oleh kualitas sperma atau sel telur yang kurang bagus sehingga masalah tersebut menunjukkan bahwa tidak ada pembentukan sel embrio atau perkembangannya terhenti.

    Diagnosis
    Tidak semua kasus kehamilan kosong dapat didiagnosis, karena blighted ovum seringkali menimbulkan keguguran ketika wanita memasuki masa awal kehamilan. Meskipun demikian, pada beberapa kasus, dokter dapat melakukan diagnosis blighted ovum kepada wanita hamil yang membutuhkan. Caranya dapat dilakukan melalui ultrasound atau USG perut.

    Cara Mengobati Blighted Ovum
    Setelah menjalani tes tersebut dan hasilnya positif, maka dokter akan menyarankan untuk melakukan tindakan dengan:

    • Menunggu dan memantau
      Dokter akan meminta pasien untuk menunggu selama beberapa hari sampai beberapa minggu untuk mengetahui jika tubuh pasien dapat mengeluarkan embrio yang tidak berkembang secara alami atau tidak.


    • Obat-obatan atau pembedahan
      Obat yang digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah obat misoprostol. Obat misoprostol dapat membantu rahim untuk mengatasi kehamilan kosong agar dapat keluar dari tubuh penderita.

    Tidak hanya itu, pilihan lain yang dapat dicoba penderita blighted ovum adalah pembedahan yang disebut sebagai kuret. Cara yang dilakukan adalah dengan membersihkan rahim dari kehamilan kosong.

    Tindakan Pencegahan

    Belum ada pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi blighted ovum. Namun, jika Anda merasakan gejala dan tanda-tanda kehamilan, Anda perlu segera periksa ke dokter kandungan. Gejala kram di bagian perut, pendarahan vagina, dan keluarnya darah haid dalam jumlah yang lebih dari biasa dapat menunjukkan bahwa Anda mengalami keguguran.

    Persiapan Terkait Dengan
    Blighted Ovum

    Jika Anda merasa mengalami blighted ovum, maka dokter akan melakukan diagnosis terhadap kondisi Anda. Setelah itu, dokter menganjurkan Anda untuk melakukan sejumlah pemeriksaan penunjang. Dokter kemudian akan merujuk Anda ke dokter spesialis kandungan supaya Anda mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang lebih komprehensif.

    Namun, sebelum Anda melakukan pemeriksaan pada kehamilan Anda, Anda sebaiknya mempersiapkan beberapa hal sebagai berikut:

    • Membuat riwayat gejala yang telah Anda alami.
    • Mencatat jika Anda pernah mengalami masalah medis, atau jika Anda punya riwayat medis keluarga.
    • Mencatat obat yang telah Anda gunakan.
    • Mencatat pertanyaan-pertanyaan terkait dengan blighted ovum.

    votre commentaire
  • Apa Itu Leukositosis? Berikut Penjelasannya

    Dalam tiap darah orang dewasa (mikroliter) terdapat 3.500-10.500 sel darah putih atau bisa disebut juga dengan leukosit. Namun, jika kandungan sel darah putih ini lebih dari batas atas nilai normal, maka kamu mengalami kondisi yang dinamakan dengan leukositosis. Normalnya jika tubuh mengalami infeksi atau penyakit tertentu, sel darah putih akan meningkat sebagai respon untuk melindungi tubuh terhadap bakteri, virus, ataupun alergen. Jumlah sel darah putih normal berbeda setiap usia. Jumlah sel darah putih per mikroliter darah (sel/µL darah) berdasarkan tingkat usia:

    Bayi baru lahir : 9.000–38.000

    Bayi umur <2 minggu : 5.000–20.000

    Bayi 1 bulan–2 tahun : 6.000–17.000

    Anak (2–5 tahun) : 5.500–15.500

    Anak >5 tahun : 5.000–13.000

    Dewasa (diatas 15 tahun) : 3.500–10.500

    Gejala yang ditimbulkan saat mengalami kondisi leukositosis dapat berkaitan dengan penyakit yang menyebabkan sel darah putih meningkat, di antaranya:

    Demam, berkeringat, pusing, badan lemas, pusing

    Nyeri dan membengkak di sekitar infeksi atau peradangan

    Urtikaria dan gatal karena alergi

    Batuk, sesak nafas, dan mengi karena reaksi alergi pada paru

    Pada kasus leukositosis berat, dengan jumlah sel darah putih yang sangat ekstrim tinggi dapat menyebabkan darah sangat kental dan menyebabkan aliran darah menjadi tidak lancar. Kondisi seperti ini disebut sebagai sindrom hiperviskositas yang ditandai dengan stroke, gangguan penglihatan, sesak nafas, perdarahan pada selaput lendir di mulut, lambung, dan usus. Kondisi ini merupakan kasus gawat darurat yang mengancam nyawa. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh leukimia atau penyakit keganasan darah, tetapi jarang terjadi.

    Penyebab 

    Leukositosis merupakan tanda dari penyakit atau kondisi tertentu. Peningkatan sel darah putih merupakan respon tubuh terhadap penyakit atau kondisi tertentu. Beberapa kondisi atau penyakit yang menyebabkan leukositosis, yaitu

    Infeksi. Sel darah putih akan meningkat sebagai respon tubuh terhadap infeksi yang disebabkan virus, bakteri, atau parasit untuk menghilangkan penyebab infeksi.

    Obat-obatan, seperti kortikosteroid dan lithium

    Penyakit keganasan darah. Leukimia merupakan penyakit keganasan darah dimana sel-sel induk yang memproduksi sel darah putih dalam jumlah yang berlebihan dan tidak terkendali.

    Peradangan, seperti pada penyakit autoimun dan cedera

    Alergi. Alergen akan merangsang tubuh untuk memproduksi eosinofil, yang merupakan jenis sel darah putih akan meningkat untuk menghilangkan alergen.

    Reaksi stress fisik dan psikis

    Iritasi. Zat iritan seperti asap rokok dan zat kimia lainnya 

    Kehamilan dan melahirkan. Saat kehamilan, terutama trimester ke 3, jumlah sel darah putih akan meningkat. Pada saat beberapa jam setelah melahirkan, sel darah putih akan meningkat hingga 25.000 pada wanita sehat yang terjadi karena stress melahirkan. Kedua hal ini normal terjadi, kecuali ada penyakit lain yang menyertai. 

    Adapun faktor risiko yang merupakan respon tubuh saat mengalami leukositosis ialah alergi, kerusakan jaringan dalam tubuh, stress, adanya bakteri, virus, ataupun parasit yang pada akhirnya akan memicu penyakit menjadi semakin ganas.

     

    Adapun untuk pengobatannya, tidak ada pengobatan khusus. Pengobatan dilakukan sesuai dengan penyebab yang mendasarinya. Selama jumlah sel darah putih kembali normal, maka leukositosis bisa sembuh. Jika leukositosis yang disebabkan karena penggunaan obat-obatan tertentu, apabila obat dihentikan maka jumlah sel darah putih akan normal kembali. Untuk upaya pencegahan, sampai saat ini tidak ada upaya pencegahan langsung agar seseorang tidak terjadi leukositosis, karena leukositosis merupakan suatu tanda dari penyakit atau kondisi tertentu.

    Dalam tiap darah orang dewasa (mikroliter) terdapat 3.500-10.500 sel darah putih atau bisa disebut juga dengan leukosit. Namun, jika kandungan sel darah putih ini lebih dari batas atas nilai normal, maka kamu mengalami kondisi yang dinamakan dengan leukositosis. Normalnya jika tubuh mengalami infeksi atau penyakit tertentu, sel darah putih akan meningkat sebagai respon untuk melindungi tubuh terhadap bakteri, virus, ataupun alergen. Jumlah sel darah putih normal berbeda setiap usia. Jumlah sel darah putih per mikroliter darah (sel/µL darah) berdasarkan tingkat usia:

    Bayi baru lahir : 9.000–38.000

    Bayi umur <2 minggu : 5.000–20.000

    Bayi 1 bulan–2 tahun : 6.000–17.000

    Anak (2–5 tahun) : 5.500–15.500

    Anak >5 tahun : 5.000–13.000

    Dewasa (diatas 15 tahun) : 3.500–10.500

    Gejala yang ditimbulkan saat mengalami kondisi leukositosis dapat berkaitan dengan penyakit yang menyebabkan sel darah putih meningkat, di antaranya:

    Demam, berkeringat, pusing, badan lemas, pusing

    Nyeri dan membengkak di sekitar infeksi atau peradangan

    Urtikaria dan gatal karena alergi

    Batuk, sesak nafas, dan mengi karena reaksi alergi pada paru

    Pada kasus leukositosis berat, dengan jumlah sel darah putih yang sangat ekstrim tinggi dapat menyebabkan darah sangat kental dan menyebabkan aliran darah menjadi tidak lancar. Kondisi seperti ini disebut sebagai sindrom hiperviskositas yang ditandai dengan stroke, gangguan penglihatan, sesak nafas, perdarahan pada selaput lendir di mulut, lambung, dan usus. Kondisi ini merupakan kasus gawat darurat yang mengancam nyawa. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh leukimia atau penyakit keganasan darah, tetapi jarang terjadi.

    Penyebab 

    Leukositosis merupakan tanda dari penyakit atau kondisi tertentu. Peningkatan sel darah putih merupakan respon tubuh terhadap penyakit atau kondisi tertentu. Beberapa kondisi atau penyakit yang menyebabkan leukositosis, yaitu

    Infeksi. Sel darah putih akan meningkat sebagai respon tubuh terhadap infeksi yang disebabkan virus, bakteri, atau parasit untuk menghilangkan penyebab infeksi.

    Obat-obatan, seperti kortikosteroid dan lithium

    Penyakit keganasan darah. Leukimia merupakan penyakit keganasan darah dimana sel-sel induk yang memproduksi sel darah putih dalam jumlah yang berlebihan dan tidak terkendali.

    Peradangan, seperti pada penyakit autoimun dan cedera

    Alergi. Alergen akan merangsang tubuh untuk memproduksi eosinofil, yang merupakan jenis sel darah putih akan meningkat untuk menghilangkan alergen.

    Reaksi stress fisik dan psikis

    Iritasi. Zat iritan seperti asap rokok dan zat kimia lainnya 

    Kehamilan dan melahirkan. Saat kehamilan, terutama trimester ke 3, jumlah sel darah putih akan meningkat. Pada saat beberapa jam setelah melahirkan, sel darah putih akan meningkat hingga 25.000 pada wanita sehat yang terjadi karena stress melahirkan. Kedua hal ini normal terjadi, kecuali ada penyakit lain yang menyertai. 

    Adapun faktor risiko yang merupakan respon tubuh saat mengalami leukositosis ialah alergi, kerusakan jaringan dalam tubuh, stress, adanya bakteri, virus, ataupun parasit yang pada akhirnya akan memicu penyakit menjadi semakin ganas.

     

    Adapun untuk pengobatannya, tidak ada pengobatan khusus. Pengobatan dilakukan sesuai dengan penyebab yang mendasarinya. Selama jumlah sel darah putih kembali normal, maka leukositosis bisa sembuh. Jika leukositosis yang disebabkan karena penggunaan obat-obatan tertentu, apabila obat dihentikan maka jumlah sel darah putih akan normal kembali. Untuk upaya pencegahan, sampai saat ini tidak ada upaya pencegahan langsung agar seseorang tidak terjadi leukositosis, karena leukositosis merupakan suatu tanda dari penyakit atau kondisi tertentu.


    votre commentaire
  • Gejala Cacingan: Perlu Diwaspadai

    Gejala cacingan adalah salah satu masalah yang terjadi di dalam tubuh dimana Anda perlu waspada. Gejala cacingan tidak hanya terjadi pada anak, namun juga dapat terjadi pada orang dewasa. Orang yang mengalami cacingan disebabkan oleh adanya cacing parasit di dalam usus.

    Cacing parasit dibagi menjadi dua bentuk, antara lain cacing pipih dan cacing gelang. Tidak hanya itu, cacing parasit dapat menimbulkan gejala seperti diare dan gatal pada bagian tubuh. Terkadang, seseorang yang terkena cacingan tidak merasakan gejala apapun.

    Gejala
    Berikut adalah beberapa gejala yang pada umumnya terjadi pada manusia akibat cacingan:

    - Nyeri perut.
    - Diare.

    - Mual.
    - Muntah.
    - Kembung.
    - Lemas.
    - Berat badan menurun secara drastis.
    - Perdarahan pada feses.
    - Gatal-gatal.
    - Ruam di sekitar rektum atau vulva

    Penyebab

    Salah satu faktor yang dapat memicu gejala cacingan di dalam tubuh adalah mengkonsumsi makanan yang mentah seperti daging sapi atau produk hewani lainnya yang dimakan secara langsung.

    Selain mengkonsumsi makanan mentah, berikut adalah beberapa faktor lain yang dapat memicu terjadinya cacing parasit di dalam tubuh:

    - Minuman yang terkontaminasi.
    - Mengkonsumsi tanah yang terkontaminasi.

    - Menyentuh feses yang terkontaminasi.
    - Tidak menerapkan pola hidup yang higienis.

    Jika manusia mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi, maka parasit akan masuk ke dalam tubuh mereka. Tidak hanya masuk ke dalam usus, parasit juga akan bereproduksi dan tumbuh di bagian dalam tubuh manusia.

    Gejala cacingan akan dialami manusia ketika ukuran cacing semakin besar dan jumlahnya bertambah banyak. Menurut World Health Organization (WHO), setidaknya 10 persen penduduk yang tinggal di negara berkembang memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap cacingan.

    Kemungkinan terkena cacingan juga bisa terjadi karena mengkonsumsi air yang terkontaminasi. Selain itu, sistem sanitasi di beberapa negara berkembang masih buruk, dan warga yang masih memiliki kebiasaan menyentuh bagian wajah seperti hidung setelah menyentuh tanah yang terkontaminasi seperti pasir.

    Cacingan adalah masalah yang serius yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Oleh karena itu, setiap orang sangat dianjurkan untuk mencuci tangan dengan sabun supaya terlindungi dari kuman, virus, dan cacingan.

    Diagnosis

    Jika Anda terkena cacingan, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter. Jika kondisi yang Anda alami parah, seperti muntah berkali-kali, Anda perlu segera ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.

    Dokter akan melakukan diagnosis dengan mengambil beberapa sampel feses untuk mengetahui jika ada parasit di dalam tubuh Anda.

    Selain mengambil sampel feses, tes lain yang dapat dilakukan dokter melibatkan selotip yang diaplikasikan ke anus beberapa kali. Tes ini disebut sebagai “scotch tape.” Tes scotch tape bertujuan untuk mengetahui jika ada telur dari cacing kremi yang kemudian akan diperiksa melalui mikroskop.

    Jika tidak terdeteksi adanya cacing, dokter dapat melakukan pemeriksaan darah pada pasien. Tujuannya untuk mengetahui jika ada reaksi antibodi karena pasien terkena parasit. Selain itu, dokter juga akan melakukan tes pemindaian dengan menggunakan X-ray atau CT scan sesuai kondisi pasien.

    Pengobatan

    Cacingan dapat diobati, namun bergantung pada gejala cacingan yang terjadi di dalam tubuh pasien. Dokter akan memberikan obat untuk mengatasi masalah tersebut. Obat cacingan yang dapat Anda gunakan adalah obat mebendazole atau albendazole.

    Jenis obat yang diberikan juga bergantung pada jenis parasit yang membuat tubuh mengalami cacingan. Anda perlu mengkonsumsi obat cacingan selama beberapa minggu agar kondisinya membaik. Selain itu, dokter juga akan meminta Anda untuk datang kembali, untuk memastikan bahwa Anda sudah sembuh dari infeksi cacing.

    Kesimpulan

    Gejala cacingan adalah salah satu masalah yang serius yang perlu ditangani. Oleh karena itu, Anda perlu terapkan pola hidup yang bersih seperti rajin mencuci tangan dengan sabun agar Anda terhindar dari risiko seperti cacingan.


    votre commentaire
  • Kesehatan Umum - Penyebab limfadenitis atau Peradangan pada ...

    Dari sekian banyak sistem organ manusia, ada satu yang disebut sistem limfatik. Sistem ini bertugas untuk mengalirkan dan mengedarkan limfa atau getah bening ke seluruh tubuh. Tugasnya sebagai penyaring zat berbahaya yang masuk ke tubuh membuatnya rentan mendapat masalah, salah satunya adalah limfadenitis, atau yang lebih populer disebut pembengkakan kelenjar getah bening.

    Akan tetapi limfadenitis ini hanyalah satu dari berbagai macam pembengkakan yang dapat terjadi di sistem limfatik. Penyakit atau masalah serupa dikelompokkan dengan istilah “limfadenopati”.

    Limfadenopati ini terjadi di bagian-bagian yang terdapat kelenjar getah bening, biasanya di bagian lipatan seperti ketiak; selangkangan; leher; pangkal paha; dada; hingga perut. Pembengkakan kelenjar getah bening dapat bersifat terlokalisir maupun umum (general).

    Limfadenopati sendiri dapat menjadi indikasi atau tanda dari kondisi lain seperti adanya tumor atau keganasan pada tubuh. Sementara itu, limfadenitis adalah pembesaran kelenjar getah bening yang terjadi karena peradangan. 

    Banyak kemungkinan pencetus peradangan ini, yang tersering adalah tuberkulosis, sifilis, HIV, cytomegalovirus, cat scratch disease, toxoplasmosis, dan sebagainya. Bisa juga, peradangan di kelenjar getah bening terjadi akibat penjalaran sekunder radang pada organ lain yang aliran limfatiknya mengarah ke kelenjar getah bening tersebut.

    Cara paling mudah mengidentifikasi atau mengetahui perbedaan di antara keduanya adalah, jika pada limfadenitis terdapat nyeri tekan, sedangkan pada limfadenopati tidak terdapat nyeri tekan. 

    • Diagnosis Pembengkakan Kelenjar Getah Bening

    Diagnosis limfadenopati sering didasarkan pada adanya kondisi lain seperti infeksi. Penting untuk menentukan apakah seseorang telah terkena penyakit menular seperti varicella (cacar air) atau telah digigit hewan yang dapat menularkan penyakit yang disebut cat-scratch fever. Ukuran dan lokasi kelenjar, berapa lama pembengkakan dimulai, dan keberadaan nyeri sangat membantu dalam menentukan penyebabnya.

    Selain riwayat medis lengkap dan pemeriksaan fisik, prosedur diagnostik untuk limfadenopati mungkin termasuk biopsi kelenjar getah bening dengan mengeluarkan sampel jaringan dari kelenjar getah bening dan diperiksa di bawah mikroskop. Pemeriksaan ini untuk mengetahui penyebab pasti dan juga apakah bersifat jinak atau ganas. Tes lebih lanjut mungkin diperlukan untuk penyakit tertentu atau infeksi yang mungkin terkait dengan limfadenopati.

    • Pencegahan Pembengkakan Kelenjar Getah Bening

    Pencegahan infeksi dapat dilakukan dengan memberikan vaksinasi sesuai jadwal dan menghindar dari lingkungan yang terjangkit suatu penyakit. Pada kasus kanker, pencegahan lebih berfokus pada pencegahan komplikasi dan konsekuensi jangka panjang, dan dilakukan dengan cara melakukan perawatan sesuai dengan anjuran dokter.

    • Penanganan atau Pengobatan Pembengkakan Kelenjar Getah Bening

    Jika penanganan limfadenopati lebih kompleks dan harus disesuaikan dengan penyebab terjadinya gejala, penanganan atas limfadenitis cenderung lebih sederhana, meski tetap tergantung pada penyebabnya. 

    Seringnya, kondisi ini bisa membaik dengan pemberian beberapa jenis obat. Meski pada beberapa kondisi, bisa juga dilakukan modalitas terapi lain, seperti pembedahan jika terjadi infeksi sekunder pada kelenjar getah bening yang meradang tersebut.

    Dokter mungkin akan mempertimbangkan berbagai hal di bawah ini sebelum menangani pembengkakan kelenjar getah bening atau limfadenitis:

    • Usia, kesehatan secara keseluruhan, dan riwayat medis.
    • Luasnya kondisi.
    • Toleransi untuk obat, prosedur, atau terapi tertentu.
    • Harapan untuk jalannya kondisi.
    • Pendapat atau preferensi.

    Perawatan mungkin termasuk:

    • Obat-obatan antibiotik (untuk mengobati infeksi bakteri yang mendasari).
    • Evaluasi lanjutan (untuk memeriksa ukuran dan lokasi dari nodus yang membesar).
    • Obat atau prosedur (untuk mengobati kondisi lain yang mungkin menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening), seperti operasi atau kemoterapi pada kasus keganasan.

     

    Dari pemaparan di atas dapat kita temukan pengertian lebih pasti mengenai limfadenopati dan limfadenitis. Keduanya bisa juga sama, tetapi bisa juga berbeda. Butuh bantuan tenaga medis ahli untuk mendapatkan diagnosis akurat untuk kedua kondisi tersebut. Yang pasti, dua kondisi ini harus segera mendapat penanganan yang baik untuk mencegah kondisi berkembang menjadi lebih serius.


    votre commentaire
  •  

    Formaldehida adalah bahan kimia yang tidak berwarna, mudah terbakar, dan berbau kuat. Ketika formaldehida dilarutkan dalam air, mereka disebut formalin, yang umumnya digunakan sebagai desinfektan industri, dan sebagai pengawet di rumah duka dan laboratorium medis. Formalin juga dapat digunakan sebagai pengawet di beberapa makanan dan produk, seperti antiseptik, obat-obatan, dan kosmetik. Meskipun banyak digunakan, ternyata formalin bisa berbahaya bagi kesehatan. 

    Formalin merupakan bahan kimia yang bersifat karsinogen pada manusia dan dikenal muncul di banyak tempat yang tak terduga, seperti produk kayu seperti lemari dan lantai, perawatan pelurusan rambut atau pengeritingan rambut, pupuk, asap rokok, dan beberapa produk plastik dan kertas. Formalin uga digunakan untuk membunuh kuman, atau sebagai pengawet, yang merupakan fungsi utamanya dalam industri pemakaman.  

    Cara utama orang terpapar formalin adalah dengan menghirupnya. Bahaya formalin dalam bentuk cairan dapat diserap melalui kulit, Anda juga dapat terpapar dalam jumlah kecil dengan mengonsumsi makanan atau minum cairan yang mengandung formalin. Ketika formalin hadir di udara pada tingkat melebihi 0,1 ppm, beberapa dari Anda mungkin mengalami efek buruk seperti mata berair; sensasi terbakar di mata, hidung, dan tenggorokan; batuk; bersin; mual; dan iritasi kulit. Beberapa orang sangat sensitif terhadap formalin, sedangkan yang lain tidak memiliki reaksi terhadap tingkat paparan yang sama.

    Formalin dan bahan kimia lain yang melepaskan formaldehyde terkadang digunakan dalam konsentrasi rendah dalam kosmetik dan produk perawatan pribadi lainnya seperti lotion, sampo, kondisioner, shower gel, dan beberapa polesan kuku. Hal ini dapat meningkatkan konsentrasi formaldehida di udara di dalam ruangan untuk waktu yang singkat.

    Biasanya perawatan keratin rambut profesional juga mengandung formalin atau bahan kimia yang melepaskan formaldehida. Menggunakan produk-produk tersebut dapat meningkatkan konsentrasi formalin udara dalam ruangan ke tingkat yang berpotensi berbahaya.

    Paparan formalin telah terbukti menyebabkan kanker pada hewan di uji laboratorium. Paparan formalin dalam jumlah yang relatif tinggi dalam pengaturan medis dan pekerjaan telah dikaitkan dengan beberapa jenis kanker pada manusia, oleh karena itu paparan formalin sangat berbahaya.

    Menurut Toxic Substances and Disease Registry (ATSDR), paparan kronis terhadap formalin juga dapat menyebabkan kerusakan umum pada sistem saraf pusat manusia, seperti meningkatnya prevalensi sakit kepala, depresi, perubahan suasana hati, insomnia, cepat marah, defisit perhatian, dan penurunan ketangkasan, ingatan, dan keseimbangan. Selain itu, formalin juga mengakibatkan iritasi pernapasan yang menyebabkan nyeri dada, sesak napas, batuk, dan iritasi hidung dan tenggorokan.

    Lalu bagaimana cara membatasi paparan formalin dalam keseharian? Jika Anda khawatir mengenai paparan formalin dari produk perawatan pribadi dan kosmetik, Anda dapat menghindari penggunaan produk yang mengandung formalin atau melepaskan formaldehida. Formaldehyde dapat dicantumkan pada label produk dengan nama lain, seperti:

    - Formalin

    - Aldehida format

    - Metanadiol

    - Metana

    - Metil aldehida

    - Metilen glikol

    - Metilen oksida

     

    Selain itu, beberapa bahan kimia yang digunakan sebagai pengawet dapat melepaskan formaldehyde, seperti:
    - Benzilhemiformal

    - 2-bromo-2-nitropropane-1,3-diol

    - 5-bromo-5-nitro-1,3-dioxane

    - Diazolidinyl urea

    - 1,3-dimethylol-5,5-dimethylhydantoin (atau DMDM ​​hydantoin)

    - Imidazolidinyl urea

    - Sodium hydroxymethylglycinate

    - Quaternium-15

    Sebenarnya tingkat formalin yang dilepaskan dari produk-produk perawatan dan kecantikan termasuk rendah, sehingga tidak memiliki potensi yang berbahaya. Tetapi bagaimanapun juga, Anda disarankan untuk tidak menggunakan terlalu banyak produk yang mengandung formalin.


    votre commentaire