Apakah Anda pernah mendengar istilah GMO? GMO adalah singkatan dari genetically modified organism yang merupakan rekayasa genetika. GMO menghasilkan produk bahan baku organisme tertentu yang mendapat rekayasa genetik sehingga sifatnya berbeda. 

Tapi tahukah Anda bahwa produk rekayasa genetika juga dapat dilakukan pada hewan? Ya, karena rekayasa genetika dapat dilakukan dengan tanaman, hewan, atau bakteri dan organisme sangat kecil lainnya. Rekayasa genetika memungkinkan para ilmuwan untuk memindahkan gen yang diinginkan dari satu tanaman atau hewan ke yang lain. Gen juga dapat dipindahkan dari hewan ke tanaman atau sebaliknya. 

Dengan alat baru rekayasa genetika, para ilmuwan juga telah menciptakan hewan transgenik. Salmon Atlantik tumbuh lebih lambat selama musim dingin, tetapi salmon yang direkayasa, "disuplai" dengan gen hormon pertumbuhan yang dimodifikasi dari ikan lain, sehingga mencapai ukuran pasar sekitar setengah dari waktu normal.

Proses membuat makanan rekayasa genetika sendiri berbeda dari pembiakan selektif. Salah satunya melibatkan memilih tanaman atau hewan dengan sifat yang diinginkan dan membiakkan produk tersebut. Seiring berjalannya waktu, hal ini akan menghasilkan keturunan dengan sifat-sifat yang diinginkan.

Rekayasa genetika sendiri memungkinkan para ilmuwan untuk memilih satu gen spesifik untuk ditanamkan. Hal ini dilakukan untuk menghindari memperkenalkan gen lain dengan sifat yang tidak diinginkan. Rekayasa genetika juga membantu mempercepat proses menciptakan makanan baru dengan sifat yang diinginkan.

Kemungkinan manfaat rekayasa genetika meliputi:

• Makanan lebih bergizi
• Makanan yang lebih enak
• Tanaman tahan penyakit dan kekeringan yang membutuhkan lebih sedikit sumber daya lingkungan (seperti air dan pupuk)
• Lebih sedikit menggunakan pestisida
• Peningkatan pasokan makanan dengan pengurangan biaya dan umur simpan yang lebih lama
• Tumbuhan dan hewan yang tumbuh lebih cepat
• Makanan dengan sifat yang lebih diinginkan, seperti kentang yang menghasilkan lebih sedikit zat penyebab kanker saat digoreng
• Makanan obat-obatan yang dapat digunakan sebagai vaksin atau obat-obatan lainnya.

Menurut Eric Sachs, juru bicara Monsanto, pengembang terkemuka produk biotek: "Produk transgenik menjalani lebih banyak pengujian daripada makanan lain yang Anda makan.” Produk akan melalui serangkaian tes untuk menyaring racun dan alergen yang potensial. Selain itu makanan rekayasa genetik juga dipantau tingkat nutrisi, protein, dan komponen lain untuk melihat bahwa produk transgenik tersebut secara substansial setara dengan produk tradisional.

Jika Anda bersikeras menghindari makanan GMO, ingat jika suatu produk diberi label dengan segel Organik Bersertifikat, produk itu menurut definisi tidak akan mengandung GMO.

Berikut adalah daftar beberapa makanan rekayasa genetika yang mungkin tidak Anda pikirkan sebelumnya:

Kanola

Diperkirakan sekitar 90% tanaman kanola di Amerika Serikat telah dimodifikasi secara genetis. Minyak kanola, seperti kedelai, sangat lazim dalam makanan olahan; temukan dalam keripik, kerupuk, sereal, snack bar, permen, roti, dan banyak lagi.

Kapas

Kapas yang telah di rekayasa secara genetik menghasilkan insektisida untuk membunuh hama tertentu. Minyak biji kapas dapat ditemukan dalam makanan kemasan seperti keripik kentang dan margarin. Kapas juga bisa masuk ke pakan ternak dan pengisi makanan seperti selulosa.

Kacang Kedelai

Jika Anda memilih kedelai yang tidak bersertifikat organik, biasanya kedelai tersebut dimodifikasi secara genetik.

Zucchini dan Labu Kuning

Zucchini dan labu kuning yang telah di rekayasa genetikanya mengandung gen protein yang melindungi tanaman dari virus.

Sesuai dengan yang disebutkan di atas, setiap makanan rekayasa genetika telah melalui serangkaian tes sehingga aman untuk dikonsumsi manusia. Jadi, tidak perlu khawatir tentang keamanannya. Mutasi genetik yang dilakukan tidak membuat makanan rekayasa genetika menjadi beracun.