-
Ini Fakta Menarik Retardasi Mental
Merupakan gangguan intelektual yang ditandai dengan kemampuan mental atau juga disebut dengan intelegensi di bawah rata-rata disebut dengan disabilitas intelektual atau retardasi mental. Seseorang dengan gangguan mental ini tetap bisa mempelajari atau belajar kemampuan baru, meskipun hal tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama alias lebih lambat dari yang normal.
Terdapat berbagai macam derajat dari disabilitas intelektual ini, mulai dari yang ringan, sedang hingga sangat berat. Kemampuan intelegensi ini biasanya diukur dengan menggunakan skor IQ, seseorang dapat dikatakan mengalami atau mengidap disabilitas intelektual jika mendapat nilai IQ kurang dari 70.
Fakta Retardasi Mental
1. Jenis Cacat Intelektual
Gangguan yang bisa menyebabkan kecacatan intelektual terbagi dalam beberapa jenis, hal ini tergantung dari seberapa tinggi Intelligence Quotient (IQ) yang dimiliki oleh pengidapnya. Salah satu fakta mengenai kecacatan intelektual adalah jenis dari kecacatan tersebut, setelah diketahui jenisnya maka selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan, berikut beberapa jenisnya.
- Ringan
Retardasi yang ringan merupakan jenis yang paling umum terjadi pada seseorang, atau pada umumnya kebanyakan orang mengidap jenis ini. Sekitar 85 persen orang yang mengalami cacat intelektual jenis yang satu ini. Skor IQ pengidapnya berkisar antara 50 hingga 75, sementara itu kebanyakan dari mereka bisa bertahan hidup dengan dukungan orang sekitar.
- Sedang
Cacat intelektual jenis sedang pengidapnya secara umum memiliki skor IQ mulai dari 35 hingga 55, orang yang termasuk dalam kategori ini dalam menjalani kehidupan sehari-hari diperlukan pengawasan. Pengidapnya mampu belajar untuk berkomunikasi dan beraktivitas, tentunya jika ada yang mengawasinya.
- Parah
Sebanyak tiga sampai empat persen dari total pengidap cacat intelektual akan berkembang menjadi parah. Pengidap pada fase ini memiliki skor IQ sekitar 20 hingga 40, sementara mereka dapat belajar keterampilan hidup dan komunikasi yang sangat dasar.
Anak dengan disabilitas intelektual yang berat, gejala yang muncul biasanya disertai dengan masalah kesehatan lain. Kondisi terkait yang muncul bisa seperti kejang, gangguan mood (cemas dan autisme), kelainan motorik, gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran. Kondisi ini tidak serta muncul begitu saja, dalam artian lain terdapat hal yang menjadi penyebabnya.
2. Cacat Intelektual Timbulkan Gejala
Disabilitas intelektual biasanya diketahui saat seseorang masih kecil, kondisi ini ditandai dengan beberapa gejala dan tanda pada anak-anak. Gejala yang muncul biasanya tergantung dari munculnya disabilitas tersebut, mulai dari ringan hingga yang parah. Berikut ini beberapa gejala dan tanda penyakit tersebut pada anak kecil.
- Aktivitas yang dilakukan tidak karuan, sering berputar, duduk dan berdiri, merangkak hingga terlambat berjalan.
- Mengalami gangguan dalam berbicara, seperti misalnya sering telat mengucap kata atau berbicara kepada orang lain.
- Lambat dalam hal mempelajari suatu hal yang sederhana, misalnya seperti berpakaian, membersihkan diri dan makan.
- Sulit untuk mengingat, sulit untuk berhubungan dengan orang lain hingga munculnya gangguan perilaku seperti tantrum.
- Anak sulit beradaptasi ketika melakukan diskusi dalam menyelesaikan masalah atau pola pikir logis yang digunakannya.
3. Faktor Risiko
Faktor biologis dapat menjadi pemicu seorang anak mengalami disabilitas intelektual ini, biasanya terjadi pada kelainan kromosom yang dialami pengidap sindrom down. Selain itu ada pula faktor metabolik, biasanya seperti penyakit phenylketonuria (PKU). Kondisi ini menyebabkan tubuh tidak bisa mengubah asam amino fenilalanin menjadi tirosin.
Terdapat pula faktor prenatal atau perawatan pra kelahiran yang buruk sangat dapat meningkatkan risiko retardasi mental pada bayi. Contohnya seperti konsumsi alkohol ketika masa kehamilan dan infeksi cytomegalovirus ketika masa kehamilan.
Tags : retardasi mental, parenting, perkembangan anak, gangguan mental
-
Commentaires